LOCAL FOOD 02
Sejarah Rendang
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Rendang
https://rendangindonesia.wordpress.com/2012/08/01/asal-mula-rendang/
Rumah Makan Padang mempopulerkan rendang ke seluruh penjuru
Nusantara.
Asal usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatera,
khususnya Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu
dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat
dan hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir
sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni memasak ini
berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya; mulai dari Mandailing,
Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni perantau
asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatera dan
Semenanjung Malaya.
Sejarawan Universitas Andalas, Prof. Dr. Gusti Asnan
menduga, rendang telah menjadi masakan yang tersebar luas sejak orang Minang
mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang pada awal abad ke-16.
“Karena perjalanan melewati sungai dan memakan waktu lama, rendang mungkin
menjadi pilihan tepat saat itu sebagai bekal.”[7] Hal ini karena rendang kering
sangat awet, tahan disimpan hingga berbulan lamanya, sehingga tepat dijadikan
bekal kala merantau atau dalam perjalanan niaga.
Rendang juga disebut dalam kesusastraan Melayu klasik
seperti Hikayat Amir Hamzah yang membuktikan bahwa rendang sudah dikenal dalam
seni masakan Melayu sejak 1550-an (pertengahan abad ke-16).
10:4 ... Buzurjumhur Hakim pun pergi pula ke kedai orang
merendang daging kambing, lalu ia berkata: "Beri apalah daging kambing
10:7 ... kambing rendang ini barang segumpal." Sahut
orang merendang itu, "Berilah harganya dahulu." Maka kata Khoja
Buzurjumhur,
— Hikayat Amir Hamzah.[8][9]
Kelahiran rendang tak luput dari pengaruh beberapa negara,
misalnya bumbu-bumbu dari India yang diperoleh melalui para pedagang Gujarat,
India. Karena diaduk terus-menerus, rendang identik dengan warna hitam dan
tidak memiliki kuah.
Rendang kian masyhur dan tersebar luas jauh melampaui
wilayah aslinya berkat budaya merantau suku Minangkabau. Orang Minang yang
pergi merantau selain bekerja sebagai pegawai atau berniaga, banyak di antara
mereka berwirausaha membuka Rumah Makan Padang di seantero Nusantara, bahkan
meluas ke negara tetangga hingga Eropa dan Amerika. Rumah makan inilah yang
memperkenalkan rendang serta hidangan Minangkabau lainnya secara meluas.
Ketenaran rendang telah membuatnya rendang dinobatkan sebagai hidangan yang
menduduki peringkat pertama daftar World's 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan
Terlezat Dunia) versi CNN International tahun 2011.[1]
Selain pada acara adat, rendang juga menjadi pilihan menu
saat mengolah daging kurban yang melimpah saat hari raya Idul Adha. Rendang
juga menjadi makanan yang disajikan khusus untuk hari raya Idul Fitri. Rendang
juga telah menjadi salah satu pilihan barang bantuan yang dikirimkan oleh
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sebagai bantuan pangan bagi korban bencana
di daerah lain. Hal ini pertama kali dilakukan pada tahun 2016 saat terjadi
gempa bumi di Pidie Jaya, Aceh[10] dan dilakukan pula pada gempa bumi Lombok
2018.[2]
Jenis
Rendang disajikan bersama daun singkong, telur dadar, dan
kuah gulai dalam sajian Nasi Ramas Padang.
Dalam memasak daging berbumbu dalam kuah santan, jika
ditinjau dari kandungan cairan santan, sebenarnya terdapat tiga tingkat
tahapan, mulai dari yang terbasah berkuah hingga yang terkering: Gulai — Kalio
— Rendang.[11] Dari pengertian ini rendang sejati adalah rendang yang paling
rendah kandungan cairannya. Akan tetapi secara umum dikenal ada dua macam jenis
rendang: rendang kering dan basah.
Rendang kering
Rendang kering adalah rendang sejati dalam tradisi memasak
Minang. Rendang ini dimasak dalam waktu berjam-jam lamanya hingga santan
mengering dan bumbu terserap sempurna. Rendang kering dihidangkan untuk
perhelatan istimewa, seperti upacara adat, kenduri, atau menyambut tamu
kehormatan. Rendang kering biasanya berwarna lebih gelap agak coklat kehitaman.
Jika dimasak dengan tepat, rendang kering dapat tahan disimpan dalam suhu
ruangan selama tiga sampai empat minggu, bahkan dapat bertahan hingga lebih
dari sebulan jika disimpan di kulkas, dan enam bulan jika dibekukan. Beberapa
kalangan berpendapat bahwa citarasa rendang asli Minang adalah yang paling
lezat dan tiada dua — jauh berbeda dengan rendang di sejumlah kawasan Melayu
lainnya.[7]
Rendang basah atau Kalio
Rendang di Belanda adalah kalio yang masih basah berkuah.
Rendang basah, atau lebih tepatnya disebut kalio, adalah
rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat, santan belum begitu
mengering sempurna, dan dalam suhu ruangan hanya dapat bertahan dalam waktu
kurang dari satu minggu. Rendang basah berwarna coklat terang keemasan dan
lebih pucat.
Rendang juga dikenal di negara tetangga, seperti Malaysia
dan Singapura. Rendang yang ditemukan di Malaysia lebih mirip kalio, berwarna
lebih pucat dan basah dengan citarasa yang tidak begitu kuat. Rendang Malaysia
yang disebut rendang kelantan dan rendang negeri sembilan memiliki perbedaan
dengan rendang Indonesia. Proses memasak rendang di Malaysia, lebih singkat dan
melakukan pengentalan bumbu dengan dicampur kerisik (kelapa parut yang
disangrai), bukan dengan proses pemasakan dengan api kecil dalam waktu yang
lama. Karena keterkaitan sejarah melalui kolonialisasi, rendang juga dapat
ditemukan di Belanda, juga dalam bentuk kalio, tetapi umumnya disajikan sebagai
salah satu bagian dari lauk-pauk Rijsttafel.
Rendang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jump to navigationJump to search
Rendang
Rendang daging sapi asli Padang.JPG
Rendang daging sapi yang tengah dihidangkan dengan ketupat
Asal
Nama lain Rendang
Padang
Asal Indonesia
Dari daerah Sumatera
Barat
Pembuat Orang
Minangkabau
Detail
Jenis makanan Menu
utama
Penyajian Panas
atau suhu ruangan
Bahan utama Daging
sapi, santan kelapa, cabai, bumbu
Variasi Rendang ayam,
rendang itik (bebek), rendang hati sapi
Informasi lain Biasa
disajikan saat Idulfitri dan Iduladha, sehingga khas
Rendang atau randang adalah masakan daging bercita rasa
pedas yang menggunakan campuran dari berbagai bumbu dan rempah-rempah. Masakan
ini dihasilkan dari proses memasak yang dipanaskan berulang-ulang dengan santan
kelapa. Proses memasaknya memakan waktu berjam-jam (biasanya sekitar empat jam)
hingga kering dan berwarna hitam pekat. Dalam suhu ruangan, rendang dapat
bertahan hingga berminggu-minggu. Rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih
singkat dan santannya belum mengering disebut kalio, berwarna coklat terang
keemasan.
Rendang dapat dijumpai di Rumah Makan Padang di seluruh
dunia. Masakan ini populer di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara
lainnya, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Thailand. Di daerah
asalnya, Minangkabau, rendang disajikan di berbagai upacara adat dan perhelatan
istimewa. Meskipun rendang merupakan masakan tradisional Minangkabau,
masing-masing daerah di Minangkabau memiliki teknik memasak serta pilihan dan
penggunaan bumbu yang berbeda.
Pada tahun 2011, rendang dinobatkan sebagai hidangan yang
menduduki peringkat pertama daftar World's 50 Most Delicious Foods (50 Hidangan
Terlezat Dunia) versi CNN International.[1]
Kuliner khas ini terbuat dari beberapa rempah-rempah yang
terpadu dalam sajian unik, yaitu sekitar 40 ramuan rempah lokal, masyarakat
setempat sering menyebutnya dengan rempah patang pulo.
Coto Makassar
Selain 40 rempah tersebut, tauco juga digunkan sebagai bahan
pelengkap rasa yang merupakan rempah yang berasal dari negeri china, jadi
sangat jelas bahwa Coto Makassar merupakan akulturasi antara kulinari nusantara
dengan kulinari tirai bambu.Rempah-rempah dan tauco menghasilkan rasa yang
sangat berwarna, siapapun yang mencicipinya akan merasakan sensasi rasa yang
meledak-ledak di mulut.
Salah satu bahan utama yang ada pada kuliner ini adalah jeroan. Tidak seperti kebanyakan masakan berkuah lainnya, jeroang sangat jarang dijadikan bahan tambahan.Jeroan ini dapat berbentuk hati, limpa, jantung, usus dan lain-lain. Selain itu daging sapi pun dipakai sebagai bahan utama membuat Coto Makassar, biasanya orang Makassar menggunakan sapi yang gemuk dan sehat sebagai bahan membuat Coto Makassar.
Salah satu bahan utama yang ada pada kuliner ini adalah jeroan. Tidak seperti kebanyakan masakan berkuah lainnya, jeroang sangat jarang dijadikan bahan tambahan.Jeroan ini dapat berbentuk hati, limpa, jantung, usus dan lain-lain. Selain itu daging sapi pun dipakai sebagai bahan utama membuat Coto Makassar, biasanya orang Makassar menggunakan sapi yang gemuk dan sehat sebagai bahan membuat Coto Makassar.
Komentar
Posting Komentar