LOCAL FOOD 01
Mie Aceh
merupakan masakan mie pedas khas dari Aceh. Mie yang berwarna kuning dan tebal
ditambah dengan irisan daging sapi, daging kambing, maupun makanan laut (udang
dan cumi) yang disajikan dengan sup sejenis kari yang gurih dan pedas. Mie Aceh
sendiri ada dua jenis, yaitu Mie Aceh Goreng (bentuknya kering dan digoreng)
serta Mie Aceh kuah (bentuknya seperti sup). Mie aceh dilengkapi dengan irisan
bawang goreng dan disajikan bersama emping, potongan bawang merah, ketimun, dan
jeruk nipis. Mie aceh adalah masakan daerah yang sudah menyebar di Indonesia,
banyak warung makan aceh yang menjual mie aceh dan menjadi favorit bagi
masyakat Indonesia. Jika dilihat dari sejarahnya, kuliner Aceh tidak lepas dari
pengaruh budaya lokal masyarakat Aceh sendiri yang digabungkan dengan budaya
asing yang akhirnya membentuk wilayah Aceh di masa lalu. Terlebih lagi Aceh di
zaman dahulu terkenal sebagai pintu atau pelabuhan utama di wilayah Sumatera
dan sekitarnya.
Jika diamati, sup mie aceh dengan kari kental merupakan pengaruh dari masakan India, sementara mie sendiri berasal dari resep masakan China atau Tiongkok. Penyajian dengan menggunakan daging kambing atau sapi pasti tidak lepas dari pengaruh nilai-nilai Islam di Aceh yang sangat kuat, sedangkan penambahan makanan lau seperti cumi dan udang karena Aceh terletak di geografis yang dikelilingi oleh lautan seperti Selat Malaka, Laut Andama, dan Samudera Hindia. Juga dari cara hidup masyarakat Aceh yang bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, dan nelayan. Saat ini, Anda bisa menemukan salah satu kuliner khas Aceh ini diseluruh kota di Indonesia bahkan mie yang terkenal lezatnya ini bisa Anda temukan di negara sekitar Indonesia seperti Malaysia dan Australia.Dalam satu porsi, mie aceh memiliki beragam rasa, dari mulai manis, asam, dan asin. Bumbu-bumbunya yang diracik dengan bahan cabai bermutu tinggi, bawang putih, kemiri, ketumbar, merica, jahe, dan rempah-rempah lainnya kemudian digiling halus sehingga berwarna merah.
Mie aceh memang sangat terkenal. Namun, tidak ada yang tahu persis darimana asal usul dari mie aceh itu sendiri. Dalam buku-buku sejarah Aceh pun tidak ada yang menemukan ihwal mula dari mie aceh. Walaupun begitu, ada yang bilang mie aceh merupakan kombinasi dari Aceh, India, dan China dimana mie berasal dari China, India sebagai pencetus kari yang kental dan Aceh dengan bahan-bahan yang kaya akan bumbu sehingga terciptalah mie aceh.
BIKA
AMBON
Dinas
Pariwisata Kota Medan,Bika Ambon adalah kue pipih berwarna kuning, yang
permukaannya nampak seperti pori-pori kulit manusia, dan bagian bawahnya keras,
sisa dari tempaan panas di dasar loyang. Bika Ambon ini biasa tersaji dalam
potongan persegi. Saat dimakan, citarasa legit tercampur dengan sensasi kenyal
di lidah. Aroma harum pandan menyengat.Saat mendengar nama kue Bika Ambon,
mungkin pertanyaan yang seting terlintas di benak Anda adalah mengapa nama dan
asal makanan tersebut berbeda kontras sekali.
Meski menyandang nama Ambon, kue ini tidak berasal dari Ambon, satu
propinsi di bagian timur Indonesia, tetapi justru berasal dari ibukota Medan,
Sumatera Utara. Bika Ambon di kenal sebagai penganan nusantara sebagai kuliner
khas Medan, Sumatera Utara.
Sejarah
Nama Bika Ambon
Nama
Bika sendiri menurut sumber terilhami dari kue khas Melayu yaitu Bika atau
Bingka yang kemudian dimodifikasi dengan menambahkan pengembang dari bahan Nira
atau tuak Enau agar dan menjadi berbeda dari kue Bika atau Bingka khas Melayu
tersebut. Bika Ambon nampaknya mulai beradaptasi mengikuti laju zamannya. Kini,
Bika Ambon tidak lagi hanya berwarna kuning, namun berbagai varian warna sudah
dapat ditemukan sesuai rasanya. Kini Bika dibuat dalam rasa pandan, namun ada
juga yang mengembangkannya dalam varian rasa lain, seperti, durian, keju,
cokelat.Kawasan yang banyak penjual Bika Ambon adalah Kawasan Jalan Majapahit.
Kawasan Jalan Majapahit sangat ramai menjual Bika Ambon sejak 1980-an dan
menjadi pusat penjualan Bika Ambon di Medan.
Pada 1970-an, Bika Ambon selalu dihidangkan sebagai kudapan menikmati es
krim.
Nama
Bika Ambon memang unik. Meski ada kata Ambon pada namanya, namun bukan berarti
kue Bika Ambon berasal dari ibukota Provinsi Maluku tersebut. Kehadiran Bika
Ambon yang berbeda nama dan lokasi asal menuai banyak kontroversi. Bika Ambon
yang memang sangat nikmat ini kemudian menjadi sangat populer di Medan dan menjadi
fenomenal hingga banyak cerita tentang asal muasal Bika Ambon.Dalam buku Bunga
Angin Portugis di Nusantara, Jejak-jejak Kebudayaan Portugis di Nusantara
(2008) karya Paramita R Abdurrahman, disebutkan bahwa salah satu peninggalan
Portugis di Maluku adalah tradisi kuliner. Di antara berbagai jenis kuliner
yang diperkenalkan kepada penduduk setempat, satu di antaranya adalah bika.
Namun tak ada yang bisa menjelaskan bagaimana kue tersebut dibawa atau
diperkenalkan oleh orang Ambon ke Medan, atau bagaimana ia bisa bernama Bika
Ambon.
Beberapa
Cerita Tentang Asal Mula Bika Ambon
Cerita yang pertama mengatakan, Bika Ambon dinamai demikian karena tempat pertama kali dijual dan popularnya Bika Ambon adalah di simpang Jl. Ambon Sei Kera Medan. Kemudian sumber lain mengatakan, nama Bika Ambon berasal dari seorang warga Ambon yang merantau ke Malaysia dengan membawa kue bika. Setelah tahu rasanya enak, orang tersebut tidak kembali ke Ambon lagi, tetapi singgah di Medan. Sehingga sejak empat puluh tahun lalu Bika Ambon jadi sangat terkenal di Medan.
Cerita yang pertama mengatakan, Bika Ambon dinamai demikian karena tempat pertama kali dijual dan popularnya Bika Ambon adalah di simpang Jl. Ambon Sei Kera Medan. Kemudian sumber lain mengatakan, nama Bika Ambon berasal dari seorang warga Ambon yang merantau ke Malaysia dengan membawa kue bika. Setelah tahu rasanya enak, orang tersebut tidak kembali ke Ambon lagi, tetapi singgah di Medan. Sehingga sejak empat puluh tahun lalu Bika Ambon jadi sangat terkenal di Medan.
Cerita
yang lain lagi mengatakan, bahwa dahulu ada sebuah daerah bernama Amplas yang
kemudian dibagi menjadi dua wilayah, barat dan timur sungai. Sebelah barat
sungai sering disebut dengan “pabrik” karena terdapat pabrik pengolahan latex,
dan sebelah timur sungai sering disebut dengan “kebon” karena terdapat barak
atau perumahan buruh dan kebun tembakau serta cacao. Bika Ambon diceritakan
diperkenalkan oleh seorang buruh transmigran dari jawa yang membuat kue Bika
Ambon dan memasarkannya di Medan. Pada waktu itu, jarak dari Amplas ke Medan
ditempuh dalam waktu setidaknya 1 sampai 2 jam dan tempat pemasarannya adalah
Kesawan, Perniagaan, Kereta Api, dan sekitarnya. Hasilnya, orang-orang Belanda
sangat menyukai rasa kue tersebut. Hal ini kemudian membuat seorang pedagang
keturunan Tionghoa berinisiatif untuk membantu memasarkan dan bekerja sama
dalam pemasaran Bika Ambon yang dibuat oleh buruh tersebut. Akhirnya kehadiran
Bika Ambon tersebut sangat laris dan membuat warga transmigran lainnya juga
ikut mengadu untung di bisnis tersebut. Dan nama Bika Ambon sendiri berasal
dari Bika “Amplas-Kebon” yang diakronimkan menjadi “BIKA AMBON”.Cerita
selanjutnya, dikatakan bahwa semasa zaman Belanda ketika masih ada di Tanah
Deli, seorang Tionghoa melakukan eksperimen dengan sebuah kue. Ia melakukannya
di rumahnya, tidak jauh dari kawasan Jalan Majapahit, Medan. Setelah matang,
kue tersebut lalu dicobakan pada pembantunya, seorang pria asal Ambon. Pria
tersebut sangat menyukai kue itu, hingga memakannya dengan lahap. Itulah
menurut cerita ini mengapa dinamakan Bika Ambon.
Cerita yang lainnya menganalisa sejarah penamaan Bika Ambon berdasarkan bahasa. Menurutnya, Ambon bukanlah istilah yang menyatakan nama jalan tempat Bika Ambon ini populer, asal orang yang membawa Bika Ambon ini, atau akronim nama daerah asal Bika Ambon, tetapi istilah tersebut dalam bahasa Medan berarti lembut.Hingga kini, memang belum ada yang berhasil memastikan sejarah bika ambon. Artinya, masih ada jejak sosiokultur yang belum tersibak pada sepotong kue bika ambon ini. Dan, ini menarik untuk ditelusuri.
Cerita yang lainnya menganalisa sejarah penamaan Bika Ambon berdasarkan bahasa. Menurutnya, Ambon bukanlah istilah yang menyatakan nama jalan tempat Bika Ambon ini populer, asal orang yang membawa Bika Ambon ini, atau akronim nama daerah asal Bika Ambon, tetapi istilah tersebut dalam bahasa Medan berarti lembut.Hingga kini, memang belum ada yang berhasil memastikan sejarah bika ambon. Artinya, masih ada jejak sosiokultur yang belum tersibak pada sepotong kue bika ambon ini. Dan, ini menarik untuk ditelusuri.
Saat
ini, selain untuk oleh-oleh khas Medan, Bika Ambon juga sering kali dijadikan
untuk sajian Lebaran. Bika Ambon memang sangat pas jika disajikan sebagai
suguhan bagi para tamu. Meski untuk membuatnya dibutuhkan waktu yang panjang,
hingga selama satu malam atau 12 jam, namun rasanya akan terbayarkan oleh
kelegitan dan kenikmatan Bika Ambon. Selain proses mendiamkan adonan yang cukup
lama, juga perlu Anda perhatikan dalam pembuatan resep Bika Ambon adalah saat
pemanggangannya.
Beberapa
toko yang jual bika ambon ini di Medan seperti bika ambon zulaikha, dan
beberapa tempat banyak yang menjual dengan harga yang relatif murah. Dengan
adanya sajian Bika Ambon Kukus ini sebagai santapan kuliner yang sangat
dicari-cari.
Sumber : https://ceritamedan.com/2015/03/sejarah-kenapa-bika-ambon-dari-medan.htmlhttp://www.pariwisata.pemkomedan.go.id/artikel-23-sejarah-kenapa-bika-ambon-dari-medan.html
Komentar
Posting Komentar