JAPANESE FOODIES


Okonomiyaki
         
Orang yang menciptakan Okonomiyaki adalah Sen Rikyu?
Akar dari Okonomiyaki kembali kepada Sen Rikyu yang terkenal dalam Upacara Minum Teh. Kue dalam upacara minum teh [Funoyaki] yang diadakan oleh Sen Rikyu [Rikyu Hyakukai Ki] adalah kue yang terbuat dari tepung terigu yang dilarutkan dengan air dan kemudian dipanggang, lalu dilentangkan di atas pot dan dipanggang sedikit berisi pasta kacang kedelai dan bubuk merica Jepang. Berkembangnya Youshoku Yaki dari Osaka, Issen Youshoku dari Hiroshima, dan Moji Yaki dari Tokyo di masing-masing daerah. Sebelum zaman perang di Osaka, [Yoshoku Yaki] yaitu makanan yang terbuat dari tepung terigu campur air lalu dipanggang di atas plat besi panggang berbentuk lingkaran dan diberi tepung tempura goreng di atasnya, sangat terkenal di antar rakyat jelata pada masa itu.
Setelah zaman perang, Yoshoku Yaki menjadi dimasak dengan campuran sayuran atau aneka macam ikan, lalu disebut dengan [Okonomiyaki] karena menggunakan bahan yang disukai (Konomi).
Kalau asal mula Okonomiyaki ala Hiroshima dirumorkan berasal dari [Issen Yoshoku] yang dijual di toko permen murah (Dagashiya). Issen Yoshoku adalah adonan yang dilarutkan dengan air hingga encer kemudian dipanggang dengan bentuk lingkaran, kemudian di atasnya diberi tepung bonito, daun bawang, dan rumput laut parut, kemudian dilipat menjadi setengah dan diberi saus tiram. Saat ini pun, Okonomiyaki ala Hiroshima dilipat jadi setengah dan dijual di tempat-tempat seperti supermarket. Asal mula dari Monjayaki Tokyo adalah Mojiyaki [Huruf Panggang] dari Zaman Edo. Asal mula Monjayaki dikenal berasal dari Mojiyaki yaitu masakan yang terbuat dari adonan tepung terigu dan air yang encer, kemudian dimasak di depan toko permen murah dalam bentuk huruf, yang dijual sambil mengajarkan huruf kepada anak-anak kecil.http://www.menu-tokyo.jp/tradition/okonomiyaki.php?lang=id

Soba


Soba (Tepung Gandum) ditanam sejak Zaman Jomon (145 abad sebelum masehi), Mie Soba lahir pada abad ke 16-17. Sejarah Soba sangat kuno, di Jepang sudah ditanam sejak Zaman Jomon. Pada Zaman Kamakura, penggiling mie datang ke Jepang dari China, berkat benda ini tepung gandum soba menjadi mudah digiling, sehingga menjadi mudah untuk membuat soba dalam jumlah banyak. Cara membuat bentuk mie yang dimakan saat ini (Mie Soba) dikatakan menggunakan metode yang lahir pada akhir abad ke 16 - awal abad ke 17.
[Kiso Kaidou Rokuju Kyu Tsugi Nouchi Moriyama] Gambar : Utagawa Kuniyoshi Tahun ke 5 Era Kaei (1852) Dimiliki oleh Perpustakaan Tokyo Toritsu Chuo Tokubetsu Bunko Shitsu ]
Hikkoshi Soba (Soba Pindahan Rumah), Nenkoshi Soba (Soba Melewati Tahun), dan Soba yang mengakar di kehidupan sehari-hari. Pada Zaman Edo, selain ada Restoran Soba, ada juga banyak kios soba yang berjualan di malam hari. Anak Zaman Edo juga memiliki bermacam-macam selera dalam memakan Soba. Contohnya, ada yang memakan Mori Soba hanya dengan mencelupkan sedikit saja bagian ujung soba ke kuah soba lalu memakannya, dan ada juga yang meminum dan menelan soba tanpa mengunyahnya berulang kali setelah masuk ke mulut. Hal ini dilakukan untuk menikmati rasa asli dari Soba, dan orang yang bisa memakan soba dengan cara ini dianggap sebagai [Elok] pada Zaman tersebut. Soba yang dicintai oleh orang orang Edo telah mengakar dalam kehidupan sehari-hari orang Jepang, contohnya seperti Hikkoshi Soba (Soba Pindahan Rumah) yaitu Soba yang dibagikan kepada tetangga-tetangga saat pindahan, dan Nenkoshi Soba (Soba Melewati Tahun) yang dimakan saat malam tahun baru agar bisa hidup berumur panjang dengan kesehatan terus menerus.

Sukiyaki

masakan pot panas yang berisi daging sap iris tipis, bawang daun, daun krisan, jamur shitake, tahu, jamur shirataki, dengan bumbu manis dari kecap asin, gula, dan arak jepang. Umumnya, daging sapinya diiris sedikit lebih tebal daripada shabu-shabu.

Sejak datangnya Agama Buddha ke Jepang, memakan daging dilarang, dan khususnya tidak ada yang memakan sapi sebagai hewan ternak. Asal usul kata Sukiyaki dikenal sebagai [Sukiyaki] atau [Sugiyaki]. Kata Suki dari [Sukiyaki] adalah peralatan tani, cangkul. Bagian logam dari cangkul ini digunakan sebagai ganti dari Teppan (Plat Besi), lalu digunakan untuk memanggang ayam atau ikan, sehingga dinamai sebagai [Sukiyaki]. Kemudian, [Sugiyaki] adalah masakan yang terbuat dari Ikan atau Sayuran yang direbus dengan bumbu miso di dalam Kotak Makan Cedar (Sugi). Keduanya merupakan masakan yang tidak menggunakan daging sapi, tetapi kedua masakan ini dikenal sebagai asal mula dari kata [Sukiyaki]

Booming Gyunabe (Pot Panas Sapi) yang lahir bersamaan dengan
Westernisasi di Jepang. Dengan dibukanya Jepang pada abad ke-19, budaya makan daging juga datang ke Jepang. Gyunabe (Pot Panas Sapi) dianggap sebagai simbol dari Westernisasi di Jepang, dan [Gyunabe] menjadi sangat populer di antara masyarakat. Kaisar Meiji yang juga memakan daging sapi, dikatakan sebagai faktor yang mendorong boomingnya Gyunabe ini. Pada tahun ke-10 era Meiji (1877), di Tokyo saja ada 488 restoran Gyunabe.

Sushi
makanan khas Jepang yang populer di seluruh dunia atau menjadi populer saat ini. Di Negara selain Jepang, Sushi berkembang secara unik dimana menunjukan budaya makanan negara tersendiri, seperti Sushi dengan Apokat, Keju, Udang Goreng, dan lain-lain di dalamnya. Saat ini, di luar negeri pun Sushi sudah dapat dinikmati dengan mudah di Sushi Bar atau Restoran Jepang.
Sushi aslinya adalah makanan yang diawetkan?
Pada era 4 abad sebelum masehi di Asia Tenggara, Ikan difermentasi dan disimpan di dalam beras dan garam. Beras ini hanya untuk menyimpan ikan, jadi sepertinya dibuang tanpa dimakan. Cara menyimpan ikan ini juga sampai ke Jepang, lalu pada zaman Heian dimakan sebagai [Nare Zushi]. Orang Jepang yang suka beras, sejak Zaman Muromachi memakan ikan tersebut tanpa membuang nasinya, lalu pada Zaman Edo munculah ide untuk membuat Haya Zushi [Sushi Cepat] tanpa memfermentasikan ikannya lalu dicampur dengan arak membuat nasinya berasa asam.
Lahirnya Edomae Sushi
Di akhir Zaman Edo (Awal Abad ke-19) lahirlah Nigiri Sushi (Sushi Kepal) di Edo (Tokyo). Oleh karena itu, sampai sekarang banyak orang Jepang yang menganggap Edomaesushi identik dengan Sushi Kepal, Osaka Sushi identik dengan Sushi Kotak (Sushi Tekan). Tetapi, ada 1 lagi arti dari Edomae Sushi. Edo no Mae (Di Depan Edo), artinya Sushi yang dibuat menggunakan Ikan atau Rumput Laut yang baru saja ditangkap di Teluk Tokyo. http://www.menu-tokyo.jp/tradition/sushi 




YAKITORI
Yakitori (Sate Ayam), masakan yang belakangan ini juga mulai dimakan di luar negeri. Yakitori (Sate Ayam) adalah masakan dari daging sate ayam yang ditusuk dengan tusuk sate, kemudian dinikmati dengan bumbu dasar kecap asin dengan tambahan saus manis pedas, atau dengan bumbu garam sederhana saja, bagian dari ayam yang digunakan juga bermacam-macam


Sejak datangnya agama Buddha di Jepang, makan daging adalah terlarang, terutama hewan ternak yang berperan banyak dalam pertanian seperti Sapi dan Babi sama sekali tidak ada yang memakannya. Sama halnya dengan ayam yang merupakan hewan ternak, tidak ada yang memakannya, dan umumnya digantikan dengan berburu dan memakan burung liar seperti burung pegar atau bebek. Kata [Yakitori] muncul dalam literatur pertama kali adalah pada Zaman Edo. Dalam menu yang diberikan sebagai hadiah kepada Pemilik Benteng Komoro (Benteng di sekitar provinsi Nagano saat ini), terlihat kata [Yakitori], tapi kemungkinan ini adalah daging panggang burung liar. Sate yang bisa dimakan sambil jalan kemudian dijual di kios makanan. Bersamaan dengan Restorasi Meiji, budaya makan daging kembali datang ke Jepang, dan membuat masyarakat bisa makan daging ayam. Tetapi, harga makanan ayam yang dikeluarkan di restoran saat mahal sehingga tidak bisa dimakan oleh rakyat biasa. Jadi, bagian tulang atau otot ayam yang keluar dari restoran yang mahal tersebut, kemudian ditusuk dan dibakar, dan jadilah awal mulanya Yakitori (Sate Ayam) yang di jual di kios makanan. Yakitori yang dijual di depan pintu masuk Kuil atau dekat jembatan atau di warung ditusuk dengan tusuk sate, sehingga bisa dimakan begitu saja tanpa perlu menggunakan sumpit. Yakitori dari lahir adalah makanan sahabat rakyat biasa dengan harga yang murah.

RAMEN
ramen ini bermula ketika pada tahun 1910, saat itu ada dua orang koki yang berasal dari Cina di restoran Rairaken, Tokyo yang memperkenalkan makanan baru yang berupa mie dengan kuah kaldu yang mereka beri nama Shina Shoba (Mie China). Tokugawa Mitsukuni (mito komon) merupakan orang Jepang yang pertamakali memakan ramen.Masakan mie kuah ala Cina pertama kali dihidangkan untuk Tokugawa Mitsukuni. Pembuatnya adalah seorang ilmuwan Konghucu dalam pengasingan dari Dinasti Ming yang diundang untuk datang ke Domain Mito.Bahkan etimologi dari kata ramen merupakan topik dari sebuah perdebatan. Konon ramen baru bisa dinikmati rakyat banyak pada zaman Meiji setelah ramen masuk dalam menu restoran-restoran di kawasan permukiman penduduk Tionghoa kota Kobe dan Yokohama. Penjelasan lain mengatakan bahwa ramen yang dikenal di Jepang sekarang ini berasal dari Shio Ramen yang diperkenalkan di Hokkaido pada zaman Taisho.

Ada beberapa hal lagi yang spesial dari mie ramen selain kuahnya, yaitu toppingnya. Nah daripada penasaran, berikut ini adalah beberapa topping yang ada pada mie ramen :
  • Char Siu
“Char siu” adalah salah satu topping yang paling umum disajikan di kedai ramen. Biasanya, kedai ramen membuat char siu dari daging bagian perut babi yang dipanggang lalu direbus dalam bumbu perendam selama beberapa jam. Rasa char siu baik yang manis maupun asin dibuat supaya cocok dengan sup ramen.
Ada juga kedai ramen yang menggantikan char siu dengan kakuni. Kakuni adalah daging perut babi yang dipotong ukuran sekali suap lalu direbus dalam bumbu perendam bersama dengan sayuran aromatik. Cita rasa manis dan teksturnya yang sangat empuk bagai meleleh di dalam mulut merupakan ciri khas kakuni.
Rasa char siu berbeda-beda tergantung dari ketebalan, tingkat keempukan, ketebalan rasa, dan jumlah lemak daging yang digunakan. Jadi, kamu bisa mencari cita rasa char siu yang paling pas di lidah.
  • Ajitsuke Tamago
Yang berikutnya adalah Ajitsuke Tamago atau telur. Telur juga merupakan salah satu topping ramen yang paling populer, mi ramen yang dinikmati akan lebih lezat apalagi jika telurnya ajitsuke tamago. “Ajitsuke tamago” dibuat dari telur rebus setengah matang lalu direndam dalam bumbu perendam.
Biasanya shoyu (kecap Jepang) menjadi bahan dasar bumbu perendam ajitsuke tamago.Rasa bumbu yang meresap sempurna pada putih dan kuning telur yang meleleh di mulut sangat cocok dipadukan dengan ramen jenis apapun. Untuk ramen yang kaya rasa, ada juga kedai yang mengganti topping ajitsuke tamago dengan telur mentah.
  • Menma
“Menma” atau “shinachiku” adalah makanan olahan yang terbuat dari fermentasi rebung. Kamu bisa merasakan kerenyahan dan kelezatan rebung berpadu dengan rasa manis saat kamu mengigitnya. Kenikmatan tekstur dan aroma khas dari menma membuat banyak orang ketagihan ketagihan untuk menikmatinya lagi.
  • Negi
Untuk jenis topping ramen yang selanjutnya adalah negi atau daun bawang. Kebanyakan ramen menggunakan sayuran sebagai topping-nya. Setiap jenis ramen memiliki pasangan topping tersendiri, misalnya ramen miso (fermentasi pasta kedelai) dengan topping kecambah atau ramen shio (garam) dengan topping kubis. Di antara sekian banyak topping, ”daun bawang” paling umum dijadikan topping ramen jenis apapun. Aroma daun bawang akan meringankan sup ramen yang pekat juga memberi sensasi renyah.
  • Nori
Selain beberapa topping di atas, banyak juga ramen yang disajikan dengan topping “nori”. Nori mengandung banyak gizi, seperti protein, serat, vitamin, dan kalsium. Setiap orang punya cara berbeda untuk menikmati topping nori. Ada yang menyantap nori duluan karena suka dengan tekstur renyahnya, ada juga yang lebih suka makan nori bersama mi dengan menggulungkan nori ke mi. Selain itu, ada yang memesan nasi tambahan, menggulungkan nori yang sudah menyerap sup ramen ke nasi lalu menyantapnya. Silakan pilih cara menikmati topping nori sesuai selera kamu.
http://www.schoolpouringrights.com/food/mie-ramen-makanan-terkenal-jepang-yang-ternyata-berasal-dari-china/

Shio

Untuk jenis ramen yang pertama adalah Shio. Shio sendiri memiliki arti garam dalam bahasa Jepang. Shio sendiri bisa dibilang adalah jenis ramen yang tertua. Kuah shio berwarna kekuningan dengan rasa yang lebih asin dari jenis ramen yang lainnya. Mie yang digunakan untuk menyajikan shio ramen umumnya adalah mie dengan ukuran tebal yang tidak keriting, bentuknya pun lurus memanjang.
Konon, Shio atau garam laut merupakan bumbu tertua dari kuah ramen dan yang terinspirasi dari tempat asalnya di daratan Tiongkok. Ramen dengan kuah Shio sangat populer di daerah Hakodate, sebuah kota yang ada di pulau Hokkaido. Topping yang digunakan dalam penyajiannya adalah potongan daging ayam, daun bawang, beberapa sayuran dan tak ketinggalan nori

Shoyu

Selanjutnya jenis ramen yang kedua adalah Shoyu. Shoyu sendiri artinya adalah saus kecap dalam bahasa Jepang. Makanan yang satu ini adalah sajian ramen klasik yang ringan. Ciri khas dari jenis ramen yang satu ini adalah kuahnya yang berwarna hitam kecoklatan yang cerah karena kuahnya sendiri terbuat dari saus kecap. Ramen jenis ini memiliki rasa yang asin dan gurih.
Shoyu atau kecap asal Jepang ini merupakan bumbu yang banyak digunakan di wilayah Kanto yang awalnya berasal dari Yokohama. Biasanya, Shoyu dipadukan dengan daging ayam, seafood, pork atau terkadang kaldu yang dihasilkan dari daging sapi. Mie yang digunakan adalah jenis mie yang lebih keriting dan tidak setebal mie jenis shio ramen. Topping paling umum yang disajikan shoyu ramen adalah rebung, nori, ikan kue, telur rebus, daun bawang dan juga taoge.

Miso

Miso ramen merupakan sajian ramen yang bisa dikatakan berbeda dan umurnya tidak setua shio ramen serta shoyu ramen yang berasal dari Hokkaido. Ciri khas dari ramen ini memiliki adalah kuah yang lebih kental berwarna kuning kecoklatan karena terbuat dari pasta miso yang dicampur dengan kaldu ayam atau ikan dan terkadang juga terbuat dari kaldu daging babi.
Miso ramen juga bisa dikatakan cukup populer meskipun usianya masih tergolong muda. Ramen jenis ini baru mulai populer pada pertengahan tahun 1960-an. Miso ramen sangat populer di bagian utara Hokkaido dimana udara disana memang cukup dingin, terutama di musim dingin. Rasa gurihnya lebih kuat dari ramen lainnya. Mie yang digunakan pun biasanya tebal, keriting dan tak terlalu kenyal.
http://www.schoolpouringrights.com/food/mie-ramen-makanan-terkenal-jepang-yang-ternyata-berasal-dari-china/


Komentar

Postingan Populer